Bentuk dasar surat ini adalah doa. Doa merupakan jantung agama.
Bagaimana seharusnya kita berdoa, apa kata-kata yang perlu kita ungkapkan ? Tuhan mengajarkan doa yang menyimpulkan iman, harapan dan dambaan kita.
Surat ini merupakan renungan terhadap asma dan hakikat-Nya, pujian atas-Nya sebagai pencipta dan pengasuh-rawat ciptaan-Nya, mengingat kenyataan yang nampak dan tidak, memohon bimbingan-nya untuk membedakan jalan lurus dan bengkok
Dalam proses tafakur, kata pertama kita haruslah berupa pujian, lalu kita melihat sifat-sifat-Nya yang indah, yang mengantarkan kita berserah diri dalam ibadat, dan akhirnya kira memohon petunjuk serta merenungkan petunjuk yang dia berikan
Doa adalah pelepas duka dan pendidikan rohani untuk kita; karena secara hakiki Allah tidak memerlukan pujian maupun permohonan
Rahman dan rahim adalah bentuk intensif, yang menujuk beberapa segi yang berbeda. Bentuk intensif lebih sesuai dibanding bentuk superlatif dalam mengungkapkan sifat Allah; sebab superlatif mengandung perbandingan dengan makhluk atau dengan ruang dan waktu.
Kasih / rahmat mengandung arti kasihan (pity), tahan menderita, sabar, tabah dan penuh maaf. Semua itu kita perlukan dalam kehidupan. Tapi ada kasih yang mendahului segala keperluan itu, itulah sifat Pemurah yang sudah siap selalu, memancar dari Allah Yang Maha Pemurah kepada makhluk-Nya, melindungi, menjaga, memberi petunjuk serta membimbing. Sifat Rahman tidak dapat diterapkan kecuali pada Allah saja. Rahim lebih umum, dapat disifatkan kepada manusia.
Rabb, mengandung arti mengurus, memelihara hingga mencapai kematangan (kedewasaan).
Pemahaman kita mengenai kasih dan keadilan Allah, konsekuensinya adalah agar kita khusuk menyembah-Nya, beribadah. Tekanannya adalah pada hanya satu-satunya. Allah saja yang dimohonkan pertolongan dan diibadahi. Tidak ada yang benar-benar patut diibadahi kecuali Dia yang benar-benar mampu menolong kita.
Ihdina jika diterjemahkan dengan guide us, maknanya tunjukilah kami ke dan dalam jalan yang lurus. Arah dan ketetapan. (Show us the straight way )
Kata-kata yang bertalian dengan nikmat dihubungkan kepada Allah dalam bentuk aktif, sedangkan mengenai amarah dalam pasif. Nikmat Allah telah meliputi kita, di luar soal pahala atau dosa. Sedang, perbuatan kita menjadi tanggung jawab kita bila sampai menimbulkan kemurkaan-Nya.
Golongan yang dimurkai adalah yang sengaja melanggar hukum Allah. Golongan sesat karena alpa dan kurang peduli. Yang diberi nikmat, terlindungi dari kesalahan disengaja, juga dari kesesatan yang menjerumuskan.
Kata ghair dapat ditafsirkan sebagai penggambaran manusia yang dilindungi dari dua macam bahaya (dimurkai dan sesat), dengan adanya nikmat dari Allah