253-260 Kedudukan Rasul dan Esensi Iman
Pada ujung kisah kepemimpinan di atas, muncul tokoh Daud, sebagai seorang nabi sekaligus raja. [253-254] menegaskan setiap rasul itu berbeda, ada keutamaan masing-masing. Banyaknya perselisihan manusia, pertengkaran bahkan peperangan sebabnya karena dominasi hawa nafsu. Jika pernyataan imannya benar, niscaya yang dilakukan adalah berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Bukti fastabiqul khairat ini adalah banyaknya memberi bagi orang lain (infaq).
Rindu atas kebenaran adalah fitrah, walaupun manusia sering berselisih. Pokok kebenaran adalah masalah Tuhan. Ayat kursi [255] mendeskripsikan secara jernih sifat-sifat Allah, Tuhan semesta alam. Sifat-sifat Tuhan itu sesuai dengan fitrah. Akal yang murni mencari akan bertemu kebenaran. Sehingga kebenaran tidak perlu dipaksakan [256-257]. Jalan benar dan salah sudah jelas. Asal mau melepas belenggu taghut dari jiwa, sampailah ia pada kebenaran. Ayat [258] memberikan contoh taghut. Sikap taghiyah (menindas, melampaui batas) bersumber dari kesombongan dan kekuasaan. Ayat [259-260] berisi kisah penguatan iman, terkait sifat Tuhan yang menghidupkan dan mematikan. Penguatan bagi orang beriman bahwa Allah adalah wali, pembela, pemimpin yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya (sebagaimana disebutkan di ayat 257).
261-283 Infaq dan hukum transaksi harta
Iman, dengan pokok iman kepada Allah di atas, perlu direalisasikan dalam bentuk pemberian (distribusi harta, infaq). [261]; sebagai bukti cintanya kepada Allah. Beragam metode digunakan untuk menggalakkan infaq, salah satunya melalui janji menyenangkan (targhib). (262-263] mengenai adab dalam memberi. [264-266] perumpaan proses memberi dan basis kesucian hati sebagai dasar. [267-270] Berbicara mengenai karakter orang beriman yang suka berusaha, dan perintah memberi yang terbaik. Disinggung mengenai hambatan dalam memberi, yaitu takut miskin. Penegasan bahwa kekayaan sejati adalah hikmah.
Lanjutan mengenai pemberian (sedekah), [271-274] perlunya adab yang baik dalam memberi dan ketepatan dalam memberi, terutama kepada orang-orang yang tidak menampakkan kesulitannya.
[275-277] Terkait larangan riba, masih berusan dengan harta dan transaksi harta benda, dan anjuran sedekah. Penegasan pengharaman riba dan perintah meninggalkan riba tertera dalam [278-281].
Riba telah diharamkan. Harta benda yang beredar perlu halal, jangan ada yang dirugikan utamanya terkait pinjam-meminjam, utang-piutang. Perintah menuliskan perjanjian utang piutang [282-283], dengan saksi. Saksi perikatan transaksi tidak boleh menyembunyikan kesaksiannya, Allah Maha Mengetahui yang nyata dan rahasia [284].
285-286 Penutup
Penutup surat berisi kesaksian (keyakinan tinggi) yang dimiliki Rasul dan orang-orang beriman bahwa mereka benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tanpa membeda-bedakan. Walaupun, dalam ayat 253 masing-masing memiliki keuatamaan. Mereka (orang beriman) mendengar dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya [285]. Ayat terakhir adalah do’a agar ringan menjalankan kewajiban dan diampuni dalam kealpaan. Ayat terakhir adalah indikasi, tanda bahwa masyarakat muslim telah terbentuk, dan ke depan akan banyak tantangan yang akan dihadapi.